Penerimaan Siswa Baru 2011



Selamat Idul Fitri 1433 H. Ladang Amal : Infaq Membangun Masjid kirim ke PANITIA PEMBANGUNAN MESJID MAN 2 Bandung, No. rekening 131 - 00 - 0752993 - 8, BANK MANDIRI KCP Bandung Ujung Berung

Minggu, 04 April 2010

BPI UIN SGD

Pada tahun 2009, MAN 2 Kota Bandung menjalin kerjasama dengan Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Dalam MoU ini, dirancang program kerjasama dalam bidang pendidikan, misalnya praktek profesi, pendidikan termasuk pelatihan profesionalisme guru dan konselor, penelitian,dan praktek konseling terhadap peserta didik.

Awal Bulan April 2010, merupakan program pertama implementasi dari kegiatan ini. Pada hari Sabtu, awal bulan April ini dilaksanakan psikotes bagi seluruh peserta kelas X, dan dilaksanakan mulai pukul 08.00 sampai pukul 13.00 WIB.

Tampak dalam gambar, suasana siswa sedang mengikuti kegiatan psikotes, yang dilaksanakan secara serempak di sepuluh kelas. Kegiatan ini, diorientasikan untuk membantu Pihak BP/BK di MAN 2 dalam melakukan pengelompokkan siswa pada program kelas di kelas XI nanti. Sebagaimana diketahui, program di MAN 2 ini ada program Bahasa, IPS dan IPA.


Kerjasama praktis, dalam pelaksanaan Psikotes ini dilakukan dengan ALEOGAMA Porto Guidance Counseling. ALEOGAMA merupakan mitra kegiatan psikotes persekolahan, guna mengukur bakat, kecerdasan, minat dan kepribadian siswa. Dikelola oleh magister pendidikan dosen UIN "SGD" Bandung, dan para guru bimbingan dan konseling dalam wadah MGBK dan Ikatan Instrumentasi Bimbingan dan Konseling Indonesia.

Menurut Miharja, M.Pd, koordinator Aleogama, mengatakan "psikotes penting dalam rangka memetakan minat, bakat dan kecerdasan siswa, dan informasi ini penting bagi seorang guru atau sekolah/madrasah.."

"Kami berharap, MAN 2 mampu menjadi madrasah unggul dengan cara memberikan lingkungan belajar yang sesuai dengan potensi kecerdasan anak itu sendiri. Kita tahu, dalam teori baru bahwa kecerdasan manusia itu bervariasi dan bersifat majemuk. oleh karena itu, pemberdayaan potensi anak jauh lebih penting dari sekedar mengejar nilai yang bersifat kuantitatif..."

Tidak ada komentar: